Tepat tanggal 1 Oktober 2022, saya beserta istri dan anak bersiap untuk memulai babak baru dalam kehidupan kami yaitu merantau ke Inggris. Sekitar pukul 5.30 pagi kami berangkat diantar oleh Ibu dan adik-adik saya ke bandara Soekarno-Hatta. Sesampainya di bandara kami juga sudah ditunggu oleh bapak dan ibu mertua saya beserta kakak ipar saya beserta istrinya. Kami berangkat sepagi mungkin karena penerbangan kami itu sekitar pukul 9.00 pagi dengan maskapai Qatar Airways. Jadi paling tidak kami masih punya cukup waktu untuk bercengkrama bersama keluarga inti sebelum perantauan kami dimulai.

2022 merupakan tahun yang begitu memorable buat saya. Ada babak baru yang begitu signifikan dalam kehidupan saya sebelum merantau ke Inggris yaitu tahun di mana saya berpisah dengan Ayah saya di dunia karena beliau dipanggil oleh yang maha kuasa. Beliau wafat di bulan Ramadhan.

Kedua orang tua saya kompak sepakat bahwa merantau adalah hal yang baik. Saya sudah terbiasa ikut merantau bersama orang tua karena pekerjaan ayah saya. Kami pernah tinggal di Palembang, Tanjung Enim, Cilegon, sebelum kembali ke Depok. Ibu dan Ayah saya punya aspirasi sama bahwa mereka ingin anaknya berkarir di luar negeri. Khususnya Almarhum Ayah saya beliau sangat mendukung saya untuk bekerja di perusahaan dengan skala internasional dan berkarir duduk berdiri setara dalam tatanan global.

Sejak saya masih sekolah dan kuliah saya sering kali bertukar pikiran dengan ayah tentang pekerjaan dan karir terutama tentang engineering. Ayah sering mengajak saya ke site proyek pembangkit listrik tempat beliau bekerja. Dari situ saya mendapatkan inspirasi langsung dengan melihat bagaimana ayah saya bekerja bersama rekan-rekan kerjanya dan pertner kontraktornya yang berasal dari luar negeri.

Saya ikhlas dan mengerti bahwa ayah saya sudah tenang di sisi Allah. Tugas saya saat ini memastikan warisan ilmu yang beliau turunkan kepada saya bisa bermanfaat untuk saya, keluarga, dan sesama.

Kembali ke momen perantauan. Hingga saat ini, sudah lebih dari 7 tahun saya bekerja di perusahaan konsultan transformasi digital yang berpartner dengan banyak perusahaan anggota Fortune 100. Saya bekerja dari suatu projek ke projek lainnya. Hal yang kami lakukan mulai dari mengembangkan software hingga melakukan berbagai layanan digital lainnya seperti perbaikan infrastruktur backend, dan analisis data.

Bekerja di perusahaan ini benar-benar membuka banyak kesempatan bagi saya untuk belajar hal baru terutama hal-hal yang terkait dengan software development, khususnya Quality Assurance Engineering. Ditambah skalanya yang global, saya juga berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan karya dengan jangkauan yang lebih luas. Praktis saat ini ada dua perjalanan dinas internasional yang pernah saya lakukan, pertama ke Chicago, Amerika Serikat tahun 2019. Saat itu saya bekerja di project dengan klien dari salah satu perusahaan jasa finansial terbesar di AS. Lalu berikutnya saat ini ke London, Inggris Raya untuk project jangka panjang dengan klien perusahaan ritel terkemuka yang memiliki cabang di berbagai negara lintas benua.

Merantau ke Inggris tidak pernah terbayang bagi saya sebelumnya, karena jika ditugaskan ke luar negeri maka destinasi yang terpikirkan oleh saya hanya Amerika Serikat. Ini didasarkan dari project-project saya sebelumnya yang selalu berpartner dengan klien dari Amerika. Hingga akhirnya perusahaan tempat saya kerja ini melebarkan sayapnya ke Eropa dan UK. Aksi bisnis inilah yang mendatangkan kesempatan bagi saya untuk merantau ke Inggris. Sebagai keturunan orang Minang, merantau menjadi hal natural bagi saya. Ketika ditanya oleh atasan saya apakah saya berminat untuk direlokasi ke London untuk suatu project, tanpa keraguan sedikitpun jawaban saya adalah “Ya!”.

Berada dekat dengan klien tentu menjadi tantangan lebih buat saya untuk bisa lebih efektif dalam mengorganisir dan melakukan perencanaan bagi anggota tim saya supaya kita bisa deliver produk yang berkualitas tinggi.

Berbagai momen bersama tim di London

Selain pekerjaan, tantangan berikutnya adalah adaptasi saya beserta keluarga kecil saya dengan budaya hingga iklim cuaca di Inggris. Sejauh ini kami mampu beradaptasi dengan baik. Saya bangga dengan istri dan anak saya yang mampu menyesuaikan diri dengan baik. Istri saya sangat mendukung dalam hal pembangunan rumah tangga kami sehingga saya juga bisa fokus dengan pekerjaan saya. Saya sangat berharap perantauan ini banyak membawa manfaat bagi keluarga kecil saya ini.

Menemani anak dan istri bermain ice skating di Battersea Ice Rink

Bekerja di konsultan skala global merupakan kesempatan buat saya beserta teman-teman saya di kantor cabang Jakarta untuk bisa membuat Indonesia lebih dilihat dan didengar. Kontribusi dan karya kami tersebar di berbagai project, jika ditotal karya kami dinikmati oleh jutaan end-user dari berbagai penjuru dunia. Bagaimana bisa kontribusi tim kami di Indonesia bisa membuat perspektif baru akan pandangan para profesional di negara maju melihat talenta-talenta teknologi di Indonesia akan saya bahas di lain waktu.

Berbagai momen bersama tim kami di Indonesia menjelang keberangkatan saya ke London

Ada kutipan menarik dari salah seorang tokoh publik terkenal dari Amerika Serikat, Gary Vaynerchuk yang terkait dengan pencapaian individu atau kelompok, yaitu “Slow down the macro (you got time in life)…speed up the micro (get more done daily).”

Makna kutipan tersebut kurang lebih menekankan pesan untuk lebih santai dalam mengevaluasi pencapaian yang kita raih. Bersabarlah untuk mencapai sesuatu katakanlah itu pendapatan dalam jumlah tertentu, berkeluarga, jabatan, materi, dan berbagai macam raihan lainnya. Tapi di saat yang sama, kita harus agresif dalam upaya-upaya untuk meraih pencapaian tersebut dalam aktivitas sehari-hari. Ini termasuk rutinitas yang kita lakukan. Tuntaskan hal-hal yang bisa kita selesaikan yang sifatnya harian.

Buat saya, dalam rutinitas harian pun ada kalanya kita slow down tidak harus tancap gas terus. Karena sekilas dalam sekala harian hampir setiap hari kita melakukan hal yang sama seperti bangun tidur, sarapan, bercengkrama dengan keluarga hingga tidur, lalu repeat. Yang perlu kita sadari adalah bagaimana rutinitas harian tersebut terakumulasi menjadi sebuah pencapaian. Buat yang tidak menyadari hal tersebut, bisa muncul insecurity untuk meraih sesuatu sesegera mungkin sehingga misleading ke cara-cara instan yang tidak baik.

Kesempatan berkarir di luar negeri yang saya dapatkan di tempat saya berkerja saat ini bisa saja tidak terjadi jika saya menerima offer untuk pindah kerja ke perusahaan teknologi lain beberapa tahun lalu. Pada akhirnya work hard and patience pay off.

Singkat cerita, I like to play a long game. I have the stomach to do that. Saya biasanya melihat pencapaian dalam rentang tahunan. Ingat-ingat Highlight apa yang terjadi tahun-tahun tertentu, bisa dalam bentuk berbagai event-event yang terjadi dalam hidup seperti pernikahan, kenaikan pendapatan, punya anak, beli rumah, merantau ke luar negeri dan sebagainya.

Hingga tulisan ini dipublish, kurang lebih sudah hampir 4 bulan kami tinggal di London. Untuk berapa lama kami tinggal di sini saya masih belum tahu. Saya hanya ingin fokus menikmati tiap momennya. Sejauh ini London sudah memberi banyak warna dan pengalaman baru dalam hidup kami sekeluarga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *