Postingan ini dipost pertama kali di blog saya yang lama pada tanggal 1 Januari 2018.

Satu tahun terakhir sudah jadi pemandangan umum tingginya lowongan pekerjaan dari berbagai perusahaan teknologi lokal skala besar maupun menengah yang menawarkan posisi Software QA Engineer. Jika kamu masih belum familiar dengan profesi ini, atau ada teman-teman lulusan jurusan Computer Science atau Teknik Informatika yang masih bertanya-tanya seperti apa sebenarnya pekerjaan QA Engineer, di sini saya akan coba sedikit berbagi tentang peran QA Engineer pada pengembangan projek software.

Pertama, saya akan sedikit memberi gambaran latar belakang mengapa profesi sedang tinggi-tingginya dalam hal permintaan di Indonesia. Tidak perlu jauh, cukup melihat 5 tahun ke belakang saja, banyak teman saya yang bekerja di perusahaan konsultan Teknologi Informasi yang belum begitu memaksmalkan peran QA, bisa dibilang untuk pengujian aplikasi yang dibuat masih dibebankan kepada Developer atau Software Engineer. Sedangkan untuk pengujian aplikasi diperlukan “orang ketiga” yang benar-benar menguji tidak hanya dalam hal skenario fungsionalitas singkat, tapi dengan berbagai skenario tak terduga dalam hal penggunaan sebuah aplikasi yang tentunya lebih rumit.

Maka, diperlukan sosok QA Engineer untuk menguji lebih dalam fungsionalitas tersebut. Peran QA sendiri tidak sekedar uji klik atau tap, ada banyak hal yang dilakukan, yang paling mendasar QA Engineer juga harus memahami betul requirement dari sebuah projek yang akan dibangun. Berangkat dari sana, QA Engineer akan mendesain sebuah Test Case serta proses-proses lainnya hingga mencapai tujuan utamanya yaitu memastikan sebuah aplikasi atau produk yang dibuat diluncurkan dalam kualitas terbaik.

Secara umum, ada dua pengujian untuk sebuah aplikasi yaitu Manual Testing dan Automation TestingManual Testing adalah sebuah proses testing yang dilakukan langsung oleh seorang tester, sedangkan Automation Testing adalah proses testing yang dilakukan oleh mesin, yang mana script untuk auotmation test itu sendiri dikerjakan oleh QA Engineer. Saya tidak akan menjelaskan lebih dalam bagaimana cara kerjanya, karena pada postingan ini saya hanya akan membahas proses QA secara umum saja, mungkin nanti saya akan membahas lebih dalam tenting proses-proses testing tersebut. Belum lagi tentang bagaimana proses testing bisa fit dalam Agile Software Development.

Buat teman-teman lulusan CS maupun IT yang berminat bekerja di perusahaan Teknologi Informasi tapi malas melakukan coding, bisa memilih profesi ini, walaupun sebenarnya akan menjadi nilai tambah jika teman-teman bisa coding, karena untuk Automation Test, kita tetap perlu menulis script code-nya. Tenang, coding untuk automation test sendiri tidak serumit coding untuk pengembangan aplikasinya.

Lalu bagaimana prospek karir sebagai Software QA Engineer, bagaimana dengan penghasilannya? Oke untuk sedikit gambaran, di bawah ini akan saya share gambar dari World Economic Forum tentang besaran pendapatan tahunan yang diperoleh QA Engineer. Ranking pada gambar di bawah ini diurutkan berdasarkan work-life balance terbaik, namun tetap terlihat jelas besaran pendapatan yang diperoleh dari berbagai profesi yang dimuat di gambar ini.

Data ranking work-life balance dari World Economic Forum

Dari gambar di atas, untuk di luar negeri terutama Amerika Serikat, rata-rata pendapatan tahunan untuk Software QA Engineer bahkan ada di atas Client Manager, Program Analyst, dan Software Developer. Hal ini wajar karena tuntutan terhadap QA pun tinggi, yaitu sebuah produk yang memiliki kualitas tinggi, dalam hal ini  minim bugs dan memiliki performance yang baik.

Mungkin sudah saatnya di kampus-kampus Indonesia terutama untuk jurusan Ilmu Komputer maupun Teknologi Informasi untuk membuat mata kuliah khusus untuk testing. Hal ini dikarenakan luasnya cakupan pekerjaan QA, mulai dari dokumentasi hingga coding, belum lagi berbagai macam jenis testing yang harus dipahami seperti performance testregression test, dan masih banyak testing-testing lainnya.

Kesimpulannya, tester bisa disebut Engineer karena pekerjaannya tidak hanya klak-klik saat testing. Ada kegiatan seperti membuat perencanaan dalam test plan, mendesain test case yang mana nantinya akan jadi pedoman dasar dalam melakukan manual test maupun automation test, menulis script code untuk automation, membuat report, hingga proses delivery produk atau aplikasi akhirnya yang dipastikan memiliki kualitas terbaik.

Berminat bekerja di perusahan IT sebagai Software QA Engineer? Kebetulan perusahaan tempat saya bekerja saat ini sedang membuka lowongan sebagai Software QA Engineer, untuk detilnya silahkan lihat pada gambar di bawah ini.

Sekian dulu sharing tentang Software QA Engineer yang masih secara umum ini, kapan-kapan di lain waktu mungkin saya akan coba share lebih mendalam tentang QA. Selamat mencoba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *